Senin, 07-10-2024
  • SMP Negeri 2 Prambon - Kabupaten Nganjuk, Jawa TimurBerprestasi Berdasarkan Iman Dan TaqwaEsprada! Jaya Jaya Jaya Luar Biasa!

Siswa SMP Negeri 2 Prambon Menyulap Sampah Jadi Barang Bernilai Guna

Diterbitkan : - Kategori : Beranda / Berita / Kurikulum / Project

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan bagian dari kurikulum merdeka yang kemudian disingkat menjadi P5. P5 merupakan sarana untuk menanamkan karakter dalam diri siswa berdasarkan nilai-nilai pancasila. Dimensi dari Profil Pelajar Pancasila yaitu 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif. Sementara itu ada tujuh tema utama dari P5, yaitu kearifan lokal, gaya hidup berkelanjutan, bineka tunggal ika, bangunlah jiwa dan raganya, suara demokrasi, wirausaha, dan berekayasa dan berteknologi untuk NKRI.

Pelaksanaan P5 kelas tujuh di SMP Negeri 2 Prambon jatuh pada tanggal 17-22 Oktober 2022 dengan tema Berekayasa dan Berteknologi untuk NKRI. Seluruh kelas tujuh dibagi ke dalam tiga kelompok besar. Dimulai dari 7-1 hingga 7-3 tergabung dalam kelompok satu, kelas 7-4 hingga 7-6 tergabung dalam kelompok dua, kelompok 3 terdiri atas kelas 7-7 hingga 7-9. Siswa di masing-masing kelas akan dibagi lagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok memiliki beberapa guru pendamping yang terdiri atas wali kelas dan guru mata pelajaran. Lantas apa saja sih yang dilakukan siswa kelas tujuh selama pekan P5 ini? Yuk simak penjelasan di bawah ini!

Gotong Royong Ubah Botol Jadi Kursi

Pada Sabtu, 15 Oktober 2022 beberapa anak lelaki dengan berbalut pakaian seragam pramuka berduyun-duyun menenteng satu kresek merah yang berisi botol air mineral. Mereka lah anggota kelompok satu yang bersiap untuk mengumpulkan bahan projek. Mereka menghampiri Elgie Firdyan Eka Zhoga yang merupakan salah satu guru pendamping Kelompok satu.

“Pak, ini dikumpulkan di mana?” Tanya salah satu siswa.

“Ditaruh di ruang OSIS ya.” Jawab Elgie sembari menyerahkan kunci ruang yang telah disebut.

Pada Senin, 15 Oktober 2022 seluruh anggota kelompok satu berkumpul di pelataran depan SMP Negeri 2 Prambon dan mulai mengeluarkan semua alat serta bahan yang mereka butuhkan. Sebelum memulai pengolahan sampah, guru pendamping Kelompok satu memberi arahan terlebih dahulu. Setelah itu barulah seluruh siswa mengisi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berisi tentang rencana projek.

Di hari kedua, siswa-siswi anggota kelompok satu mulai merangkai botol mineral menjadi kerangka kursi. Mereka terlihat riang dan aktif mengandalkan kreativitas untuk membuat kerangka kursi jadi serapi mungkin.

Siswa-siswi bersemagat merakit botol mineral.

Siswa-siswi di kelompok satu terus menggunakan ketrampilan jemarinya untuk menyusun sekumpulan botol mineral bekas menjadi bentuk tabung besar, menyerupai kursi kecil. Selanjutnya mereka juga menguji kekuatan kursi yang mereka buat. Setelah dirasa cukup kuat, mereka mulai membuat pola pada kain bekas yang sudah dibawa dari rumah dan hari-hari selajutnya dihabiskan untuk menjahit pola yang sudah dibuat untuk sarung kursi.

Uji kekokohan kursi dari botol mineral
Pembuatan pola untuk sarung kursi
Proses pembuatan sarung kursi dari kain perca

Setelah lima hari bergelut dengan botol air mineral, lakban, jarum, kain, dan benang akhirnya kelompok satu telah menyelesaikan karya mereka pada Jumat, 21 Oktober 2022. Di hari berikutnya seluruh kelompok kecil mempresentasikan proses karya yang telah dibuat.

Foto bersama kursi dari botol mineral bekas dan kain perca.

Manfaatkan Botol Bekas jadi Tempat Sampah Berwarna

Presentasi proses pembuatan tempat sampah.

Tak jauh dari kelompok satu, kelompok dua juga memandang bahwa sampah plastik yang berupa botol air mineral dapat dimanfaatkan menjadi barang bernilai guna. Setelah melalui proses perumusan ide, kelompok dua memutuskan untuk membuat tempat sampah dari botol plastik bekas.

“Karena di lingkungan banyak botol plastik yang dapat dimanfaatkan,” ungkap Moh. Wahyu Winarno yang merupakan salah satu guru pendamping kelompok dua. Siswa yang tergabung di dalam kelompok dua memiliki kesadaran bahwa terdapat banyak sampah botol plastik yang terbuang sia-sia, sehingga mereka terpikirkan ide untuk membuat tempat sampah dari botol bekas.

“Guru pendamping memberi arahan dan tutorial membuat tempat sampah dari botol plastik,” jelas Wahyu. Setelah menampung dan menyepakati ide dari siswa di kelompok dua, guru pendamping menjalankan peran untuk membantu siswa-siswi dalam proses realisasi ide tersebut. Mulanya kelompok dua membuat sebuah kerangka besi yang nantinya akan ditempeli botol mineral bekas, setelah itu mereka mewarnai botol-botol itu sesuai kreativitas dan keinginan masing-masing.

“Peserta didik sangat antusias, apalagi siswa cowok karena kegiatan dilakukan di luar ruangan,” ungkap Wahyu. Wahyu menilai bahwa peserta didik terlihat memiliki antusiasme tinggi dalam kegiatan P5 ini. Mereka bahkan melakukan pembagian tugas untuk masing-masing anggota kelompok kecil. Ada yang bertugas melubangi botol, merakit, maupun mewarnai botol.

“Dapat mengurangi sampah plastik dan memberikan pengetahuan siswa tentang pengolahan sampah,” kata Wahyu. Hasil dari pelaksaan P5 pertama adalah siswa dapat memahami dan mengetahui proses pengolahan sampah menjadi barang bernilai guna dan sebagai upaya pengurangan sampah plastik di lingkungan sekolah dan rumah siswa.

Ricycle and Art: Sebuah Upaya Pengurangan Sampah Anorganik

Siswa-siswi SMP Negeri 2 Prambon setelah P5

Satu pekan sebelum pelaksanaan projek, guru pendamping kelompok tiga sudah mulai mengunjungi kelas 7-7, 7-8, dan 7-9. Tujuannya adalah untuk menyosialisasikan mengenai P5 dan tema di SMP Negeri 2 Prambon. Guru pedamping juga menjelaskan agar siswa-siswi dari masing-masing kelas segera menyiapkan segala keperluan yang mereka butuhkana untuk melaksanakan projek.

Pada Senin, 17 Oktober 2022 siswa-siswi sudah duduk rapi bersama kelompok masing-masing. Pagi itu dibuka dengan doa kemudian diskusi bersama untuk merancang rencana produk yang akan dibuat. Setelah menelaah beberapa rencana masing-masing kelompok kecil, akhirnya disepakati bahwa tajuk untuk projek kelompok tiga adalah Recycle and Art. Kelompok tiga berencana membuat hiasan atau kerajinan dari sampah anorganik di lingkungan sekitar.

“Pengolahan sampah anorganik menjadi sebuah karya bertujuan untuk mengurangi penumpukan sampah anorganik yang seharusnya bisa didaur ulang dan agar tidak mencemari lingkungan,” jelas Franco Johan Mahendratama yang merupakan salah satu guru pendamping untuk kelompok tiga.

Hasil dari proses pengolahan sampah anorganik kelompok tiga beraneka ragam. Ada yang membuat pigura dari bubur kertas, hiasan dinding, hingga miniatur bunga dari kresek. Proses tersebut dapat kalian simak dalam video ini.

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan